Sosialisasi dan Pembuatan Biopori: Upaya Pengelolaan Sampah Organik di Desa Karangnongko

gayuh
2 Min Read

Sosialisasi dan Pembuatan Biopori: Upaya Pengelolaan Sampah Organik di Desa Karangnongko

gayuh
2 Min Read

MALANG, DIALOGMASA.com – Kelompok MMD UB (Mahasiswa Membangun Desa Universitas Brawijaya) melaksanakan program Sosialisasi dan Pembuatan Biopori sebagai upaya pengelolaan sampah organik dan pencegahan banjir. Kegiatan ini berlangsung dalam dua tahap, yaitu sosialisasi pada 17 Juli 2025 dan penanaman biopori di Desa Karangnongko, Poncokusumo Kabupaten Malang, Senin (21/7/25).

Sosialisasi dihadiri oleh warga setempat dan beberapa tokoh masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk memperkenalkan teknologi biopori sebagai solusi sederhana namun efektif dalam mengelola sampah organik dan meningkatkan daya resap tanah terhadap air hujan.

Sosialisasi dilaksanakan di kediaman Bapak Riyanto, Ketua RT 12 Dusun Nongkosewu, Desa Karangnongko. Tiara Harifin, sebagai pemateri, menjelaskan cara kerja biopori, yaitu lubang vertikal berdiameter 10–20 cm dengan kedalaman sekitar 1 meter yang diisi sampah organik rumah tangga seperti sisa sayur, kulit buah, dan dedaunan.

Sampah ini akan terurai secara alami menjadi kompos yang bermanfaat bagi kesuburan tanah. Lubang biopori juga membantu mempercepat peresapan air ke dalam tanah, sehingga dapat mengurangi genangan dan risiko banjir.

Dalam sesi diskusi, banyak warga yang mengajukan pertanyaan, terutama mengenai manfaat biopori untuk kebun rumah dan cara perawatannya. Beberapa warga juga menyarankan untuk memperluas titik penanaman biopori.

Puncak kegiatan berlangsung pada 21 Juli 2025 dengan penanaman biopori di pekarangan rumah warga dan area fasilitas umum. Penanaman dilakukan dengan semangat gotong royong antara mahasiswa MMD UB dan masyarakat setempat.

Selain sebagai metode pengelolaan sampah ramah lingkungan, biopori juga memperkaya kehidupan mikroorganisme tanah, sehingga meningkatkan kesuburan lahan. Praktik ini mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya poin 11 (Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan) dan poin 13 (Penanganan Perubahan Iklim).

Program ini menunjukkan bahwa pendekatan sederhana melalui edukasi dapat membawa perubahan yang signifikan di masyarakat. Ke depan, tim MMD UB berharap warga Desa Karangnongko dapat meneruskan praktik biopori secara mandiri sebagai bagian dari kebiasaan sehari-hari. (Reales)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×