PASURUAN (dialogmasa.com) – Divisi Pertanian (LPPNU) Kabupaten Pasuruan, Supaat, menegaskan pentingnya pemerintah memberikan subsidi yang difokuskan pada hasil panen petani, bukan pupuk. Hal ini ia sampaikan kepada Dialog Masa di kantornya, Selasa (01/10/2024).
Menurut Supaat, subsidi pupuk justru lebih menguntungkan distributor daripada petani. “Ini dilematis, solusinya satu pemerintahan harus turun, dengan cara subsidi jangan dilarikan ke pupuk tapi ke hasil panen dalam bentuk membeli hasil panen petani,” ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa saat ini posisi petani sebagai produsen tidak memungkinkan mereka menentukan harga hasil tani. “Saat ini petani adalah produsen tapi tidak bisa buat harga, pasar yang menentukan,” tambahnya.
Supaat juga menyarankan agar para petani lebih fokus pada peningkatan kualitas hasil pertanian melalui penggunaan teknologi yang tepat. Menurutnya, dengan cara ini, hasil produksi akan meningkat, dan kualitas yang lebih baik akan berdampak pada harga yang mengikuti.
“Saran ke petani fokuslah pada kualitas pertanian dengan cara dan teknologi yang benar, agar hasil produksi naik, mutu lebih bagus, jika mutu naik maka harga akan ngikutin,” jelasnya.
Ia juga menyoroti perbandingan produktivitas pertanian antara Indonesia dan negara lain. “Di Indonesia rata-rata 5 ton per hektar, sedangkan di luar bisa belasan ton per 1 hektar,” ungkapnya.
Menurutnya, teknologi pertanian yang berkembang di luar negeri memungkinkan hasil panen lebih melimpah, sehingga harga beras di luar negeri lebih murah bahkan mampu bersaing ketika dijual ke Indonesia.
“Kenapa beras dari luar bisa sampai ke sini dan masih lebih murah? Karena teknologi pertanian di sana jalan sehingga hasil produksinya jauh lebih banyak. Artinya harganya sangat murah sehingga dijual ke luar negeri pun masih mampu bersaing,” tutup Supaat. (Al/WD)