PASURUAN, DIALOGMASA.com –
Pasuruan Super League 2025 yang untuk pertama kalinya digelar Pemkab Pasuruan menjadi “bapak baru” dalam dunia persepakbolaan daerah. Ajang ini diikuti 24 kecamatan, dengan tujuan utama mencari bibit pemain lokal potensial.
Sejak awal, banyak penggemar bola memprediksi bahwa calon kampiun akan datang dari kecamatan perkotaan yang memiliki banyak sekolah sepak bola, seperti Gempol, Pandaan, Beji, Bangil, dan Purwosari. Namun, kenyataan berkata lain.
Tim yang awalnya tidak diunggulkan justru tampil mengejutkan. Nguling FC dan Lekok United berhasil melenggang mulus ke partai semifinal hingga final, dengan menyingkirkan klub-klub favorit. Pada semifinal, Gempol United harus mengakui keunggulan Lekok United setelah kalah lewat adu penalti. Sementara itu, Pandaan FC juga tumbang di semifinal lain dari Nguling FC, melalui drama penalti dengan skor 4-1.
Hasil ini menunjukkan kualitas sepak bola di Kabupaten Pasuruan mulai merata. Bahkan, tim dari wilayah Pasuruan Timur justru mampu unjuk gigi dan mendapat dukungan penuh dari masyarakat pecinta bola, sehingga bisa melibas tim-tim unggulan.
Wakil Bupati Pasuruan, Shobih Asrori, yang dikonfirmasi melalui pesan singkat menegaskan bahwa sepak bola bukanlah permainan yang bisa diprediksi dengan hitungan matematis.
“Banyak orang menjagokan tim dari kecamatan perkotaan seperti Bangil, Gempol, dan Pandaan. Tapi faktanya justru berbalik. Bahkan Bangil United yang punya banyak lapangan bola dan statusnya sebagai tim ibukota, juga gagal di fase 8 besar,” jelasnya.
Lebih lanjut, Shobih, menyebut Pasuruan Super League menjadi momentum penting untuk kebangkitan sepak bola daerah. Pemkab Pasuruan berkomitmen terus menghidupkan kembali SSB (Sekolah Sepak Bola) di setiap kecamatan, sekaligus mengembangkan pembinaan pemain sejak usia sekolah dasar hingga dewasa.
(Abi/Wj)