PASURUAN (dialogmasa.com) — Banyaknya sekolah yang rusak, baik yang kondisinya rusak berat maupun rusak sedang, menjadi perhatian serius dari Bupati Pasuruan, Rusdi Sutejo. Hal itu ditegaskan saat memimpin pembinaan pegawai di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud), Rabu (9/4/2025) siang.
Mas Rusdi, sapaan akrab Bupati Pasuruan, mengakui sarana dan prasarana dunia pendidikan di Pasuruan masih banyak kekurangan. Untuk tahun ini, kata dia, pihaknya ingin fokus memperbaiki sarana dan prasarana pendidikan.
“Pemkab akan gelontorkan Rp 40 miliar untuk sekolah-sekolah yang perlu sentuhan perbaikan di tahun 2025 ini. Dari data, 1.200 ruang mengalami rusak berat, 5.000 rusak ringan atau sedang,” katanya.
Dia menjelaskan, anggaran Rp 40 miliar ini juga belum bisa menyelesaikan persoalan sekolah rusak secara menyeluruh. Dari hasil koordinasi dengan Dispendikbud, angka itu hanya menyentuh kurang lebih 300 lembaga pendidikan.
“Mungkin hanya menyentuh 20 persen dari total ruang yang perlu perbaikan. Tapi ini menjadi awal yang baik. Selanjutnya akan kami perjuangkan untuk mendapat program dari pemerintah pusat tahun depan,” urainya.
Menurut Mas Rusdi, dalam satu lembaga bisa dua atau tiga, bahkan lebih, ruang yang mengalami kerusakan dan perlu perbaikan. Dan yang diprioritaskan adalah sekolah yang mengalami kerusakan parah serta membutuhkan.
“Artinya, yang membutuhkan itu mungkin ruangnya bagus, tapi sarana lainnya yang rusak, misalnya pagarnya ambruk, serta plengsengan ambrol, serta kerusakan-kerusakan lainnya selain kelas,” paparnya.
Disampaikannya, rata-rata kerusakan sekolah yang paling banyak terjadi di Sekolah Dasar karena jumlahnya memang lebih banyak SD. Di Pasuruan, jumlah SD ada 649 lembaga dan SMP ada 63 lembaga.
“Saya berharap kepada teman-teman Dispendikbud untuk bersatu dan memperbaiki serta meningkatkan etos kerja. Kami sama-sama kerja dibayar negara, sama-sama abdi negara. Mari sama-sama bekerja,” jelasnya.
Mas Rusdi menerangkan, pendidikan itu adalah kebutuhan dasar. Ia ingin mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Kabupaten Pasuruan, khususnya mendapat akses pendidikan yang layak.
“Saya mengibaratkan para guru dengan saya itu seperti rantai sepeda, jangan ada yang putus satu untuk bisa terus melaju. Saya titip, kita harus tahu tugas dan peran masing-masing untuk memperbaiki pendidikan,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Dispendikbud Kabupaten Pasuruan, Tri Agus Budiharto, menyampaikan terima kasih karena Mas Rusdi memberikan perhatian lebih untuk dunia pendidikan.
“Alhamdulillah, ini harus kita syukuri semua karena sejak dilantik Mas Rusdi memberi apresiasi dan perhatian untuk pendidikan,” urainya.
Apalagi, kata Tri, sapaan akrabnya, Bupati juga sudah mengalokasikan anggaran Rp 40 miliar untuk rehabilitasi sarana prasarana pendidikan.
“Harus kita syukuri perhatian beliau terhadap dunia pendidikan. Ini kami sudah minta kepala sekolah melaporkan kondisi terkini sekolahnya,” jelasnya.
Tri juga mengaku bersyukur karena mendapat kesempatan yang berharga seperti ini, pembinaan dinas dihadiri langsung oleh Bupati Pasuruan.
“Anggaran Rp 40 miliar ini kurang lebih bisa menyentuh 300 lembaga. Yang akan disentuh ini yang super prioritas, dan prioritas,” imbuh dia.
Menurut dia, kerusakan ini merata hampir di semua sekolah yang ada di 24 kecamatan. Dan kerusakan itu terjadi karena bangunannya yang sudah berusia tua.
“Pagu anggaran untuk perbaikan Rp 200 juta–Rp 600 juta, tergantung tingkat kerusakan dari masing-masing lembaga,” ungkap Tri.
Tri menerangkan, untuk tahun ini, tidak ada alokasi anggaran untuk perbaikan sarana prasarana karena dari DAK Rp 3 miliar untuk nonfisik.
Tahun kemarin, DAK mendapat Rp 27 miliar sekian untuk fisik, yakni perbaikan 19 lembaga pendidikan, dan Rp 1 miliar sekian untuk nonfisik.
“Kami juga sudah mengusulkan perbaikan 158 lembaga tahun depan ke kementerian atas arahan dan petunjuk Pak Bupati,” sambungnya.
Ia berharap, lembaga yang belum tersentuh perbaikan di tahun ini bisa mendapatkan alokasi anggaran untuk perbaikan tahun depan. (Abi/Al)