Tingkatkan Kesadaran Pengelolaan Sampah Plastik, Tim KKN ITS Bantu Kembangkan Pengelolaan Sampah Terpadu Desa Buncitan

Mukhamad Jaffar Sodik
4 Min Read

Tingkatkan Kesadaran Pengelolaan Sampah Plastik, Tim KKN ITS Bantu Kembangkan Pengelolaan Sampah Terpadu Desa Buncitan

Mukhamad Jaffar Sodik
4 Min Read

SIDOARJO (dialogmasa.com) – Timbulan sampah yang menumpuk di TPA desa Buncitan dan pengelolaan sampah yang masih menggunakan metode tradisional, seperti penimbunan dan pembakaran terbuka, berpotensi merusak kesehatan masyarakat dan mencemari lingkungan.

Menyadari urgensi permasalahan tersebut, tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bangun fasilitas bak air dan gelar penyuluhan dan pencerdasan kepada masyarakat Desa Buncitan tentang pengelolaan sampah yang lebih efektif dan ramah lingkungan.

Gambar 1. Kondisi Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Desa Buncitan

Desa Buncitan, yang terletak di Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, memiliki luas wilayah 182,77 hektar. Sebagian besar sampah yang dihasilkan berasal dari rumah tangga, termasuk plastik, kertas, karton, dan sampah organik. Namun, pengelolaan sampah yang kurang efisien menjadi tantangan besar.

Frekuensi pengumpulan sampah rata-rata tiga kali seminggu dengan tiga armada mini truck berkapasitas 1,5 m³ per armada hanya mampu mengangkut sekitar 190 ton sampah per bulan, dengan densitas rata-rata sampah sebesar 350,9 kg/m³. Akibatnya, sebagian besar sampah harus ditimbun atau dibakar secara terbuka, yang memperburuk pencemaran udara dan meningkatkan risiko penyakit.

Program KKN Abmas ITS dimulai dengan survei lapangan untuk mendapatkan gambaran langsung tentang kondisi TPA, TPST, serta pola pengelolaan sampah yang dilakukan oleh masyarakat. Salah satu temuan penting adalah pembakaran terbuka yang sering dilakukan untuk mengurangi timbunan sampah.

“Karena banyaknya timbunan sampah, kami memisahkan antara sampah rumah tangga, sampah plastik yang masih bagus, dan sisanya kami bakar,” ungkap Pak Hadi, salah satu petugas TPA. Namun, metode ini jelas berbahaya dan tidak berkelanjutan.

Gambar 2. Kegiatan Penyuluhan Pemilahan Sampah kepada Warga Desa Buncitan, Sidoarjo

Untuk mengatasi masalah tersebut, tim KKN ITS mengadakan penyuluhan yang melibatkan mahasiswa dari Departemen Teknik Fisika dan Matematika. Penyuluhan difokuskan pada edukasi tentang pemilahan sampah organik dan non-organik. Sampah organik diolah menjadi kompos atau briket, sementara sampah plastik didaur ulang menjadi produk bernilai ekonomis, seperti bijih plastik atau barang kerajinan.

Sebagai bagian dari solusi jangka panjang, tim KKN ITS bersama perangkat desa mendirikan rumah industri pengolahan sampah organik dan anorganik. Pembangunan fasilitas seperti kolam bak air dan pemanfaatan teknologi tepat guna menjadi langkah awal untuk mendukung pengolahan sampah yang lebih efisien.

Kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat juga menghasilkan sistem pengelolaan sampah berbasis komunitas, yang bertujuan untuk menjaga keberlanjutan program ini bahkan setelah KKN selesai.

Gambar 3. Kolam Bak Air

Salah satu inovasi yang diapresiasi adalah pembentukan kelompok kerja mandiri yang bertugas mengelola sampah dan memantau kebersihan lingkungan desa. Melalui diskusi rutin dengan kepala desa dan masyarakat setempat, tim KKN ITS memastikan bahwa perubahan perilaku terhadap pengelolaan sampah menjadi bagian dari budaya masyarakat.

Program ini memberikan manfaat nyata, seperti pengurangan jumlah sampah yang masuk ke TPA, peningkatan kualitas udara melalui pengurangan pembakaran terbuka, serta penciptaan nilai ekonomi dari pengolahan sampah.

Selain itu, program ini diharapkan mampu mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), terutama dalam penyediaan energi bersih, mitigasi perubahan iklim, dan pengelolaan sumber daya yang berkelanjutan.

Hasil survei setelah penyuluhan menunjukkan peningkatan pemahaman masyarakat tentang pentingnya memilah dan mengolah sampah secara tepat. Dengan sinergi antara teknologi, edukasi, dan partisipasi masyarakat, Desa Buncitan memiliki potensi besar untuk menjadi model pengelolaan sampah berkelanjutan yang dapat diterapkan di desa-desa lain di Indonesia. (ADV)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×