PASURUAN, DIALOGMASA.com – Kondisi memprihatinkan dialami Satumi, seorang lansia berusia sekitar 80 tahun, warga Dusun Babatan RT 2 RW 3, Desa Sambirejo, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan. Hidup sebatangkara tanpa anak dan tempat tinggal tetap, Satumi kini hanya bisa terbaring lemah karena sakit.
Ia tinggal di sebuah tempat sederhana yang dibangunkan oleh warga di atas lahan milik masyarakat. Untuk makan sehari-hari, ia bergantung penuh pada kebaikan tetangga sekitar.
Masyarakat setempat mengaku telah berupaya agar Satumi bisa dirujuk ke panti jompo, namun terkendala syarat administrasi karena kondisinya yang sedang sakit. Sementara untuk mengakses layanan sosial lainnya, mereka mengaku belum mendapatkan respons konkret dari pemerintah.
“Kami hanya ingin beliau bisa hidup lebih layak. Kalau tidak bisa dibawa ke panti, ya setidaknya ada solusi dari Dinas Sosial. Kasihan beliau, tidak punya siapa-siapa dan hanya tidur karena sakit,” ungkap seorang warga yang enggan disebutkan namanya, Sabtu (2/8/2025).
Selain Satumi, warga juga menyoroti kondisi Mbah Dewi (sekitar 70 tahun), yang tinggal bersama seorang cucu jauh dalam keadaan ekonomi lemah. Tempat tinggal mereka dinilai tidak layak, dan hingga kini belum mendapatkan bantuan permakanan seperti program dua kali makan per hari yang diterima sebagian warga lainnya.
Pemerintah desa Sambirejo diketahui telah mengajukan permohonan program permakanan bagi Mbah Dewi, namun hingga berita ini ditulis, pengajuan itu belum berhasil.
Menanggapi laporan tersebut, Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pasuruan, Fathurrahman, menyampaikan komitmennya untuk segera memberikan perhatian terhadap kondisi kedua lansia tersebut.
“Siap kami perhatikan,” ujarnya singkat saat dihubungi Dialog Masa, Sabtu (2/8/2025).
Masyarakat berharap, dinas sosial dan pemerintah daerah segera mengambil langkah konkret agar para lansia yang hidup dalam keterbatasan bisa mendapatkan perlindungan dan bantuan yang layak sesuai hak mereka sebagai warga negara. (AL/WD)

