SMA Miftahul Ulum Cukurguling Gelar Bimwin untuk Tekan Angka Pernikahan Dini dan Cegah Stunting

admin
3 Min Read

SMA Miftahul Ulum Cukurguling Gelar Bimwin untuk Tekan Angka Pernikahan Dini dan Cegah Stunting

admin
3 Min Read

PASURUAN (dialogmasa.com) – SMA Ma’arif NU Miftahul Ulum Desa Cukurguling menyelenggarakan acara Bimbingan Perkawinan bagi Remaja Usia Sekolah (BRUS) pada Jumat, 23 Agustus 2024.

Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk Kepala Sekolah SMA Ma’arif NU Miftahul Ulum, Zaenal, Kepala KUA Lumbang, M. Rofik, Penyuluh Agama P3K, Abdul Rahman, Koordinator Penyuluh PAI Kecamatan Lumbang, Muhammad Jabir, serta Koordinator Mahasiswa PPL UINSA Surabaya, Maulana Maghribi.

Kepala KUA Lumbang, M. Rofik, dalam sambutannya menyampaikan harapannya agar remaja usia sekolah lebih fokus pada pendidikan dan menjauhkan diri dari pergaulan bebas yang dapat merusak moral.

“Dengan adanya acara ini, diharapkan para remaja lebih fokus untuk menuntut ilmu. Jauhkan diri dari pergaulan bebas yang merusak moral, jangan menikah dulu, cari ilmu sebanyak mungkin agar bisa menjadi generasi yang berkualitas dan unggul,” ujarnya.

Acara ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama diisi oleh Abdul Rahman yang membawakan materi tentang Pencegahan Pernikahan Dini. Dalam paparannya, Abdul Rahman menyampaikan poin-poin penting yang harus dipahami oleh calon pengantin agar dapat menjalani kehidupan pernikahan yang bahagia serta risiko-risiko yang dihadapi jika menikah di usia dini.

Sesi kedua dibawakan oleh Koordinator PPL KUA Lumbang, Maulana Maghribi, yang mengangkat topik Pencegahan Stunting secara Preventif. Maulana menekankan pentingnya kesehatan mental dan jasmani kedua pasangan sebelum menikah agar kelak anak yang dilahirkan dapat tercukupi kebutuhan gizinya, dan terhindar dari risiko stunting.

Dalam sesi ini, disampaikan juga bahwa risiko pernikahan dini jauh lebih besar dibandingkan manfaatnya. Sebagaimana dikutip dari Halodoc, pernikahan dini dapat mengakibatkan berbagai dampak negatif, seperti:

– Rentannya putus sekolah

– Kemiskinan

– Meningkatkan peluang penularan penyakit seksual

– Rentan terjadi Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

– Risiko keguguran yang tinggi

– Meningkatkan risiko kematian pada ibu muda dan bayi

– Rentan terjadi perceraian

– Risiko stunting pada bayi yang dikandung ibu muda

– Meningkatkan risiko depresi, trauma, dan stres pada pasangan.

Acara ini digagas untuk memberikan pemahaman lebih mendalam kepada remaja tentang bahaya pernikahan dini dan pentingnya menjaga kesehatan sebelum memutuskan untuk menikah, sehingga dapat membentuk generasi yang sehat, unggul, dan berkualitas. (Ali/WJ)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×