Mengapa Cari Kerja Semakin Sulit? Ini Akar Masalahnya

Diary Warda
3 Min Read

Mengapa Cari Kerja Semakin Sulit? Ini Akar Masalahnya

Diary Warda
3 Min Read

Oleh: Abdul Ali, Wartawan Dialog Masa

OPINI, DIALOGMASA.com – Fenomena kesulitan mencari kerja bukan hanya terjadi pada segelintir orang. Ini telah menjadi kenyataan sosial yang dihadapi oleh jutaan pencari kerja, khususnya generasi muda. Banyak pihak menyalahkan faktor eksternal seperti rendahnya lapangan kerja atau naiknya persaingan global. Namun jika ditelusuri lebih dalam, terdapat beberapa akar persoalan yang perlu kita cermati secara jujur.

Pertama, keterampilan pencari kerja belum lengkap.
Di zaman ini, keterampilan tidak cukup hanya “bisa bekerja”, tapi harus mampu bekerja secara multitasking. Idealnya, seseorang perlu menguasai setidaknya tiga aspek penting: (1) keterampilan inti sesuai minat dan profesi yang dipilih, (2) kemampuan memasarkan diri atau produknya, dan (3) kemampuan mengelola keuangan. Banyak lulusan baru hanya memiliki bekal akademik tanpa tahu cara menjual diri di pasar kerja atau mengatur pendapatan yang mereka hasilkan. Tanpa salah satu dari tiga aspek itu, seseorang akan kesulitan bersaing di dunia kerja hari ini.

Kedua, mindset ketergantungan masih dominan.
Banyak pencari kerja memaknai pekerjaan sebatas “melamar ke perusahaan dan menunggu diterima”. Padahal, bekerja adalah aktivitas menciptakan nilai dan menghasilkan uang. Nilai itu bisa diciptakan sendiri atau dalam tim. Seorang bos pun tetap bekerja, bukan hanya duduk menerima hasil. Seharusnya, pencari kerja memiliki pola pikir bahwa dirinya bisa menjadi bagian penting dari rantai produksi, bukan sekadar ‘anak buah’ yang menunggu perintah. Perusahaan bukanlah tempat berlindung, tapi ladang kolaborasi. Orang yang punya keahlian harus menyadari bahwa dunia kerja membutuhkan dirinya, bukan hanya ia yang butuh pekerjaan.

Ketiga, iklim persaingan yang tidak sehat.
Faktor struktural juga tidak bisa diabaikan. Saat negara tidak memberikan batas atas bagi akumulasi modal dan kekuasaan, maka peluang masyarakat kecil untuk tumbuh menjadi sempit. Pasar didominasi oleh segelintir kapitalis yang menguasai akses, jaringan, dan modal besar. Ini membuat banyak usaha baru kehilangan ruang untuk berkembang. Dalam situasi seperti ini, kita sering terjebak pada pemahaman sempit tentang rezeki, seolah-olah nasib sepenuhnya di tangan takdir. Padahal, ikhtiar adalah hukum sebab-akibat yang nyata. Jika ruang ikhtiar dibatasi, maka kesulitan adalah konsekuensi logis yang terjadi.

Penutup
Kesulitan mencari kerja tidak bisa diselesaikan hanya dengan membuka lowongan atau mencetak ijazah. Solusinya lebih dalam: kita butuh sistem pendidikan yang membentuk keterampilan nyata, perluasan akses usaha yang adil, dan perubahan cara pandang terhadap makna bekerja. Pekerjaan bukanlah hadiah yang diberikan, melainkan hasil dari kolaborasi, keterampilan, dan keberanian untuk mengambil peran.

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×