MALANG, DIALOGMASA.com — Iran melancarkan serangan langsung ke wilayah Israel, menyasar sejumlah target strategis seperti gedung pertahanan, situs nuklir, dan kompleks militer Kirya di Tel Aviv — markas besar militer Israel yang setara dengan Pentagon.
Serangan terjadi pada Sabtu dini hari (14/6/2025) sekitar pukul 02.00 waktu setempat dan masih berlangsung hingga lebih dari tiga jam kemudian.
Media internasional Fox News melaporkan bahwa serangan tersebut merupakan balasan Iran atas tindakan militer sebelumnya dari pihak Israel. Serangan yang disebut sangat terukur ini menyebabkan korban jiwa dan luka-luka.
Menurut Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya (UB) Malang, Abdullah, terdapat lebih dari 50 orang korban luka dan beberapa di antaranya meninggal dunia.
“Serangan ini merupakan bentuk pembelaan diri Iran dan mengacu pada Pasal 51 Piagam PBB, bahwa setiap negara berhak mempertahankan diri dari serangan negara lain,” ujar Abdullah atau yang akrab disapa Dola saat diwawancarai Dialog Masa.
Lebih lanjut, Dola menyebutkan bahwa beberapa negara Arab seperti Yordania dilaporkan terlibat dalam mencegat rudal-rudal Iran. Bahkan, terdapat laporan bahwa sejumlah jet tempur negara-negara Arab membantu Israel dalam melakukan serangan balasan ke wilayah Iran.
“Setelah Iran melancarkan serangan balasan, Israel menyerang kembali dibantu oleh jet-jet tempur dari negara Arab. Sasaran serangan balasan ini dilaporkan termasuk wilayah permukiman penting di Iran, bahkan pemukiman Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, turut menjadi target,” jelasnya.
Iran selama ini dikenal sebagai salah satu negara Muslim yang berkembang pesat dalam bidang militer, khususnya sistem persenjataan. Mengutip Palestina Post, Iran memiliki rudal-rudal canggih seperti Kheibar, yang menurut Jenderal Syahid Hajizadeh mampu mengenai hingga 80 target dalam satu kali tembakan melalui hulu ledak yang dapat melepaskan puluhan roket kecil.
“Jika 100 rudal Kheibar diluncurkan, maka potensi kerusakan bisa mencapai 8.000 target secara bersamaan,” demikian dikutip dari pernyataan resmi militer Iran.
Situasi keamanan di kawasan Timur Tengah kian memanas dan memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas disana. (AL/WD)