Peringati Hari Jadi Pasuruan ke-1096, Mahasiswa Gelar Aksi Refleksi “September Hitam”

gayuh
2 Min Read

Peringati Hari Jadi Pasuruan ke-1096, Mahasiswa Gelar Aksi Refleksi “September Hitam”

gayuh
2 Min Read

PASURUAN, DIALOGMASA.com – Suasana berbeda tampak pada peringatan Hari Jadi Kabupaten Pasuruan ke-1096, Saat pemerintah daerah menggelar berbagai agenda seremonial, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Pasuruan Raya menggelar aksi simbolik bertajuk refleksi dan kritik, di halaman Kampus STITMUBA Bangil, Senin (29/9/2025).

Aksi dimulai sekitar pukul 14.00 WIB dengan mengusung tema “Refleksi Hari Jadi – September Hitam.” Para mahasiswa menyampaikan bahwa momentum hari jadi tidak seharusnya hanya sebatas perayaan, melainkan juga dipakai untuk mengevaluasi kondisi daerah.

Koordinator lapangan aksi dalam orasinya menjelaskan bahwa pemilihan tema “September Hitam” merupakan sikap politik untuk menjaga ingatan bangsa.

“Bagi kami, 1096 tahun bukan sekadar angka yang dirayakan dengan pesta, tetapi perjalanan yang harus dimaknai dengan kesadaran kritis,” ujarnya di hadapan peserta aksi.

Ia menambahkan, pemilihan bulan September dipandang sebagai pengingat terhadap sejumlah tragedi kemanusiaan di Indonesia. Istilah “September Hitam” sendiri tidak merujuk pada satu peristiwa tunggal, melainkan digunakan oleh aktivis hak asasi manusia dan mahasiswa untuk mengenang rentetan tragedi yang terjadi pada bulan September di berbagai tahun.

Sejumlah peristiwa yang kerap dikaitkan dengan “September Hitam” antara lain G30S 1965 dan peristiwa pembantaian massal sesudahnya, Tragedi Tanjung Priok 1984, Tragedi Semanggi I pada September 1998, pembunuhan aktivis HAM Munir Said Thalib pada September 2004, hingga gelombang aksi #ReformasiDikorupsi yang memakan korban jiwa pada September 2019.

Pantauan di lokasi menunjukkan massa aksi berasal dari berbagai perguruan tinggi di Pasuruan. Mereka membawa spanduk dan poster bertuliskan di antaranya “Demokrasi Direpresi” dan “Menolak Lupa.” Aksi tersebut diwarnai dengan orasi kebangsaan, pembacaan puisi, serta doa bersama untuk para korban pelanggaran HAM.

Sebelumnya, peserta aksi berangkat dari dua titik kumpul utama, yakni Kampus UNU-Uniwara dan IAINUBA Kampus I di depan Alun-Alun Bangil, sebelum bergerak bersama menuju lokasi aksi.

Aksi simbolik ini berlangsung damai dengan pengawalan aparat keamanan. Massa membubarkan diri sekitar pukul 18.00 WIB dengan menyampaikan pesan bahwa mahasiswa akan terus mengawal demokrasi serta menyuarakan aspirasi rakyat. (FZ/WD)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×