PASURUAN (dialogmasa.com) – Luapan banjir yang menggenangi rumah-rumah penduduk saat musim penghujan kerap menghantui warga Desa Legok, Kecamatan Gempol.
Namun, hal ini berubah berkat perjuangan Nur Salam, Kepala Desa setempat, yang melakukan normalisasi sungai sepanjang 1,4 km melalui proyek dari BBWS Brantas menggunakan alat berat amfibi beberapa tahun silam.
Agar program tersebut sukses, Nur Salam turun langsung mengajak semua perangkat dan tokoh masyarakat untuk berpartisipasi mengawal program prioritas penanganan banjir sehingga memberikan nilai manfaat bagi masyarakat.
“Sejak ada normalisasi, Desa Legok sudah tidak banjir lagi saat hujan lebat. Kalaupun ada genangan, tidak sampai masuk rumah warga,” tutur Hadi, Ketua FPRB Kecamatan Gempol.
Tak berhenti pada program normalisasi semata, Nur Salam juga melaksanakan program penataan lingkungan dan pola hidup bersih masyarakat. Salah satunya adalah pengawalan program jamban sehat.
Pada tahun 2023, Desa Legok mendapat program pembangunan jamban sehat bagi warga yang belum memiliki WC. Bantuan ini dari Pemkab Pasuruan agar warga tidak lagi BAB di sungai atau tempat terbuka, yang dapat berdampak pada pencemaran lingkungan.
Saat dikonfirmasi, Nur Salam menjelaskan bahwa pada tahun 2023, Desa Legok mendapat bantuan dari Pemkab Pasuruan melalui Dinas Perkim sebanyak 20 unit.
Namun, bantuan tersebut belum mencakup semua warga yang tidak punya jamban sehat, sehingga pihak desa mengusulkan program yang sama dalam Musrenbangdes 2023.
“Alhamdulillah, tahun 2024 kami kembali mendapat program bantuan 20 unit jamban dari Dinas Perkim. Dengan terlaksananya program ini, saya berharap masyarakat tidak lagi BAB di sungai agar tercipta lingkungan yang sehat dan bersih,” kata Nur Salam.(Ali/WJ)