Pemimpin Hamas “Ismail Haniyah” Syahid, Abdullah: Pejuang Palestina Akan Semakin Kuat

admin
4 Min Read

Pemimpin Hamas “Ismail Haniyah” Syahid, Abdullah: Pejuang Palestina Akan Semakin Kuat

admin
4 Min Read

ARTIKEL (dialogmasa.com) – Ismail Haniyeh, pemimpin Hamas dan pejuang terkemuka dalam perjuangan Palestina, telah meninggal dunia hari ini Rabu 31 Juli 2024 di Iran.

Haniyeh dikenal sebagai sosok yang telah lama terlibat dalam perjuangan melawan penjajahan dan pendudukan di Palestina. Kesyahidan Haniyeh menandai kemenangan dari sebuah babak dalam perjuangan panjangnya, di mana beliau mengabdikan hidupnya untuk membela hak-hak rakyat Palestina.

Berikut adalah wawancara dengan Abdullah Assegaf, Dosen Hubungan Internasional FISIP UB, mengenai wafatnya Ismail Haniyeh.

“Wafatnya pemimpin Hamas Ismail Haniyeh adalah sesuatu yang biasa dalam sebuah perjuangan. Dalam perjuangan pasti ada yang menjadi korban, dan ini bukan hal baru. Percobaan pembunuhan terhadap Haniyeh sudah dilakukan sejak 2003, ketika ada serangan udara yang menewaskan Syekh Ahmad Yasin, pendiri perjuangan Palestina. Haniyeh saat itu berada di rombongan Syekh Ahmad Yasin, namun beliau hanya terluka.

Dalam situasi perang, percobaan terhadap Haniyeh dilakukan beberapa kali. Akhirnya, beliau meninggal dunia menyusul sahabat-sahabatnya seperti Presiden Iran dan Jenderal Qasim Soleimani. Ini adalah pengorbanan nyata seorang pejuang.

Kesyahidan pemimpin Hamas ini justru membuat masyarakat dunia semakin terbuka mata untuk melihat bagaimana perjuangan Palestina. Hamas sebagai organisasi terstruktur sudah memiliki pengganti, namun belum ada konferensi pers mengenai siapa pengganti Haniyeh.

Sebelumnya, sudah ada anak-anak beliau yang juga syahid, serta keluarga lainnya termasuk keponakan. Banyak keluarga beliau yang syahid tidak membuat perjuangan Hamas semakin loyo. Bahkan, pada tahun 2023 hingga 2024, jika kita lihat peta di lapangan, Israel kewalahan menghadapi serangan-serangan Hamas dan poros muqawamah lainnya seperti Al-Khuti, Hizbullah, dan Jihad al-Kautsar, yang didukung pula oleh Iran.

Israel, yang semakin kewalahan, semakin nekat dengan menyasar atau membunuh secara licik, termasuk dengan menggunakan senapan sniper dan bom, yang jelas melanggar aturan perang. Keberadaan Israel di Timur Tengah memang merupakan benalu, karena menjadi sumber ancaman bagi negara-negara lain di kawasan tersebut.

Israel adalah manifestasi kepentingan Amerika Serikat, yang menjadikannya sebagai boneka untuk menakut-nakuti masyarakat Timur Tengah. Jika Palestina merdeka, kepentingan Amerika dan Israel akan terancam. Hubungan Ismail Haniyeh dengan Iran dan poros muqawamah lainnya menunjukkan bahwa dalam perjuangan, kita harus bersatu dari berbagai latar belakang dan mazhab.

Iran merepresentasikan mazhab Syiah, sementara Haniyeh mewakili Sunni. Bahkan hingga akhir hayatnya, beliau meninggal di Iran dan sehari sebelumnya bertemu dengan Rahbar pemimpin tertinggi Iran, mengucapkan terima kasih, dan mendoakan agar Rahbar panjang umur. Ini menunjukkan hubungan baik dan saling mendukung antara kedua belah pihak. Ini juga merupakan teladan bagi kita bahwa kita harus menyingkirkan perbedaan dan bersatu untuk perjuangan.

Yang perlu digarisbawahi adalah bahwa pembunuhan-pembunuhan yang diarahkan kepada tokoh-tokoh kunci menunjukkan bahwa Israel sudah kehilangan akal. Israel merasa kewalahan dengan serangan-serangan yang tidak berhenti sejak Oktober hingga sekarang, dan semakin terpojok.

Harapan mereka dengan membunuh tokoh-tokoh kunci, agar semangat para pejuang merosot. Namun sebaliknya, karena Islam mengajarkan jihad di jalan Allah untuk menegakkan agama dan membela kebenaran adalah akidah yang tinggi derajatnya di sisi Allah, semangat perjuangan tetap dan semakin berkobar.” (Ali/WJ)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×