PASURUAN (dialgmasa.com) – Pemerintah Kabupaten Pasuruan melalui Dinas Ketenagakerjaan menyelenggarakan agenda Sosialisasi dan Pembentukan Tim Training Need Analysis (TNA) di Auditorium Mpu Sindok, Graha Maslahat pada hari Rabu (28/8/2024).
Kegiatan ini dibuka oleh Penjabat (Pj) Bupati Pasuruan, Andriyanto yang tujuannya tak lain menjawab berbagai problem ketenagakerjaan terutama masih banyaknya pengangguran di kabupaten Pasuruan.
Diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, angka pengangguran di Kabupaten Pasuruan mencapai 5,48 persen atau sejumlah 50.171 orang. Rinciannya, 30.459 orang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan sejumlah 19.712 orang. Persentase tersebut lebih tinggi dari angka pengangguran Provinsi Jawa Timur sebesar 4,88 persen.
Pemerintah menilai diantara sebab sulitnya mencari kerja di kabupaten Pasuruan adalah ketidak sesuaian kompetensi pencari kerja dengan kebutuhan perusahaan.
Oleh karenanya, Dinas Ketenagakerjaan Kabupaten Pasuruan berupaya mengasi Semua itu diantaranya dengan peningkatan pelatihan kerja dan membentuk Tim TNA yang diketuai oleh Kadisnaker Kabupaten Pasuruan. Targetnya, kemampuan skills para pelamar kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
Hadir dalam forum diskusi dan evaluasi, Ketua Kamar Dagang Indonesia (KADIN), Eko Widiatmo, Ketua Asosiasi Pengha Indonesia (APINDO) Nurul Huda, Ketua Human Resource Development (HRD) Club Kabupaten Pasuruan, Wahyu Budi Priyanto dan perwakilan dari beberapa perusahaan.
“Keberadaan Tim TNA kami harapkan bisa meningkatakan kemitraan yang efektif dengan perusahaan. Juga mampu meningkatkan penyerapan alumni hasil pelatihan di UPTD-LKD Rejoso untuk mengurangi angka penganguran terbuka,” harap Andriyanto saat memberikan sambutan.
Terpisah pengusaha roti bakar dari Bangil, Zainal mengapresiasi niat baik pemerintah namun ia menambahkan masukan kepada pemerintah agar lebih efisien energi, waktu, dan uang.
“Niat pemerintah sangat baik, namun sisi efisiensi perlu diperhatikan,” ujarnya kepada dialogmasa Jumat (30/08/24).
Masih Zainal, “Jika tujuannya adalah menyesuaikan kebutuhan perusahaan dengan kompetensi lulusan sekolah maupun balai latihan kerja telpon saja semua perusahaan yang ada di kabupaten Pasuruan kemudian minta mereka untuk memberikan list kompetensi yang mereka butuhkan, selanjutnya list itu berikan kepada sekolah dan BLK yang ada, sehingga sekolah bisa menyesuaikan dan murid bisa memilih sejak lama,” imbuhnya.
Zainal yang sudah lama bergelut di dunia bisnis ini pun berharap pemerintah mengurangi program dan rencana.
“Hal-hal yang bisa di selesaikan dengan koordinasi tidak perlu dibuatkan pertemuan khusus, sosialisasi khusus, apalagi mendatang program khusus, itu sangat membebani anggaran, anggaran sosialisasi dan program bisa digunakan untuk hal produktif lainnya yang dibutuhkan masyarakat,” pungkas Zein sapaan akrab pengusaha roti bakar ini. (Al/WD)