PASURUAN (dialogmasa.com) – Dedik, seorang petani jamur asal Pandaan, mengungkapkan bahwa daya beli masyarakat terhadap jamur mengalami penurunan sejak beberapa bulan terakhir. Hal ini ia sampaikan kepada Dialog Masa pada Minggu, (06/10/2024).
“Iya, Mas. Mulai bulan Juli kemarin permintaan menurun, tapi masih aman terkendali,” ujar Dedik.
Untuk menyiasati penurunan permintaan, Dedik memilih untuk menjual jamur dalam kemasan besar dan meniadakan kemasan kecil seperti kemasan 1 ons yang sebelumnya ia tawarkan.
“Sekarang saya hanya menjual dalam kemasan 5 kilogram. Kemasan kecil sudah tidak ada. Selain itu, kami juga menjual secara door-to-door atau berkeliling,” jelasnya.
Terkait dukungan pemerintah, Dedik berharap ada bantuan yang diberikan kepada petani jamur. Ia mengaku pernah mencoba mengikuti Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YESS), namun terkendala masalah administrasi yang menyebabkan dirinya gagal lolos.
“Sampai saat ini belum ada dukungan dari pemerintah. Saya sempat gagal di Program YESS hanya karena KTP saya masih berstatus karyawan swasta. Ketika saya sudah mengganti status menjadi wirausaha, ternyata yang dicari adalah wirausaha wanita,” ujarnya.
Dedik juga menambahkan bahwa pada tahun 2021-2023, beberapa temannya berhasil lolos program tersebut meski status pekerjaan di KTP mereka masih tercatat sebagai pelajar atau karyawan swasta.
Menjelang pemilihan bupati dan wakil bupati Pasuruan, Dedik menyampaikan harapannya agar ke depan terdapat koperasi khusus untuk petani jamur di daerah Pasuruan.
“Harapannya, ada koperasi jamur di Pasuruan, supaya saat panen raya, hasil panen bisa terserap dengan baik dan harga jamur bisa stabil,” pungkasnya. (Al/Wd)
