Hanya Negara Islam Syiah Yang Berani Melawan Israel

Diary Warda
3 Min Read

Hanya Negara Islam Syiah Yang Berani Melawan Israel

Diary Warda
3 Min Read

Oleh: Maulana Sholehodin (Aktivis Pasuruan Jatim)

OPINI, DIALOGMASA.com – Saya sepakat bahwa penjajahan Israil atas Palestina bukan semata soal agama, tapi merupakan kejahatan kemanusiaan. Ini terbukti dari banyaknya pejuang Palestina yang berasal dari kalangan Kristen, dan dari negara-negara pendukung Palestina yang bukan Islam. Lihat saja: Korea Utara, China, dan Rusia — bekas negara komunis — berada di barisan pendukung Palestina. Bahkan sejumlah negara Eropa pun menunjukkan sikap politis yang mendukung Palestina, meski masih sebatas diplomasi.

Namun dari seluruh negara Islam yang ada, hanya satu yang benar-benar berani menjatuhkan rudalnya ke tanah Israil: Negara Islam Syiah. Negara lain, meski ramai dalam retorika, justru tiarap dalam aksi. Apa yang membuat Iran berbeda?

Dibalik lilitan sorban para pemimpin dan mullah Iran, bukan hanya tersimpan dalil-dalil keagamaan, tetapi juga terdapat manajemen pemerintahan yang luar biasa kuat. Mereka tak hanya teguh menjaga identitas, tetapi juga maju dalam ilmu pengetahuan. Tidak sedikit dari rakyatnya — bahkan yang berjubah dan bercadar — menguasai puncak ilmu fisika tertinggi, yaitu fisika kuantum. Ilmu ini membahas perilaku materi dan energi pada tingkatan paling kecil: molekul, atom, hingga nuklir.

Tradisi keilmuan Syiah bukan hal baru. Saya melihat keberanian dan kecerdasan Iran hari ini sebagai warisan dari darah juang Khilafah Abasiah di era Dinasti Fatimiyah, yang memang berpaham Syiah. Otak saya seakan mengembara ke abad ke-10 dan ke-11 Masehi, saat Dinasti Fatimiyah menguasai wilayah luas: Afrika Utara, Mesir, Suriah, bahkan hingga ke Sisilia dan selatan Italia. Kekuatan lautnya menaklukkan wilayah Laut Tengah.

Salah satu panglima Fatimiyah yang paling legendaris adalah Jenderal Jauhar as-Siqili — seorang ahli militer yang juga mencintai ilmu. Atas perintah Khalifah al-Mu’izz li-Dinillah, ia membangun Masjid Al-Azhar pada 970 M, yang kemudian menjadi Universitas Al-Azhar. Ini terjadi 666 tahun lebih awal dari berdirinya Harvard University (1636), universitas tertua di Amerika.

Hari ini, saya yang Muslim Sunni harus jujur mengakui bahwa Syiah masih memelihara tradisi keilmuan dan keberanian. Mereka bukan hanya bersuara, tetapi juga bertindak. Mereka berdiri tegak di hadapan arogansi Israel yang dibackup penuh oleh Amerika. Mereka berteriak lantang:

“Kami Syiah Ali bin Abi Tholib tak meninggalkan Palestina!”
Dan rudal pun menghujam tanah Israel.

Dalam sebuah sesi wawancara bersama DialogMasa, saya ditanya pandangan saya tentang Syiah, Iran, dan harapan terhadap Sunni Indonesia. Dengan singkat saya menjawab:

“Bagi saya, Syiah adalah sebuah sekte dalam Islam.”

“Iran adalah negara kuat dengan tradisi keilmuan yang sangat bagus. Mereka mampu mempertahankan tradisi, tetapi juga mampu menyerap teknologi.”

“Bukan saja Sunni dan Syiah, tetapi semua negara Muslim seharusnya bersatu, satu suara dalam melawan Israel — baik secara ekonomi maupun militer.”

Kita tidak perlu menjadi Syiah untuk mengakui keunggulan Iran hari ini. Yang kita butuhkan adalah kejujuran, keberanian, dan persatuan umat Islam. Jika tidak, maka kezaliman akan terus dibiarkan berkibar di atas tanah suci Palestina.

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×