PASURUAN, DIALOGMASA.COM — Kenaikan tarif masuk Pemandian Alam Banyu Biru dari Rp5.000 menjadi Rp10.000 memicu keluhan dari pedagang maupun pengunjung. Para pedagang mengaku omzet sempat menurun, sementara pengunjung berharap adanya peningkatan fasilitas agar kenaikan harga sepadan.
Seorang pedagang, Nia (37), mengatakan pendapatannya langsung merosot setelah tarif baru diberlakukan. “Awalnya sepi, otomatis pedagang rugi,” ujarnya.
Hal senada disampaikan pengunjung bernama Zainulloh. Ia menilai meski tarif baru wajar, daya tarik berkurang karena kolam buatan kini tidak ada. “Harapannya dibikin lagi dengan kualitas yang lebih bagus,” katanya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pasuruan, Agus Hariwibawa, menjelaskan bahwa kebijakan kenaikan tarif bertujuan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi wisata, khususnya di Pemandian Banyu Biru.
Agus menegaskan, kenaikan harga akan diiringi peningkatan pelayanan dan kenyamanan bagi pengunjung. Ia menyebutkan, pihaknya telah menyusun perencanaan menyeluruh untuk merevitalisasi Banyu Biru. “Akan dibuatkan wahana wisata baru, jogging track, landscape, dan daya tarik lain yang diminati wisatawan,” paparnya dalam pesan WhatsApp, Senin (22/9/2025).
Selain itu, Pemkab Pasuruan juga berkomitmen memperhatikan para pedagang. Menurut Agus, lokasi khusus untuk berdagang akan disiapkan sekaligus pembangunan UMKM Center di kawasan wisata tersebut. Terkait kolam buatan yang hilang, lahan kosong di sebelahnya akan dimanfaatkan sebagai daya tarik baru.
Berita ini merupakan kelanjutan dari berita sebelumnya berjudul “Tarif Banyu Biru Naik Dua Kali Lipat, Pengunjung Minta Peningkatan Fasilitas” yang telah ditayangkan dialogmasa. (AJ/WD)
