PASURUAN (dialogmasa.com) – Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang mulai menyerang para peternak sapi di sejumlah wilayah di Kabupaten Pasuruan menjadi perhatian serius dari Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan. Pasalnya, wabah ini berdampak buruk bagi kelangsungan usaha masyarakat peternak.
Para wakil rakyat memanggil Disnakkeswan untuk mengambil langkah konkret guna menyelamatkan kelangsungan hidup ratusan peternak agar tidak terpuruk dan mengalami kerugian yang lebih besar lagi.
Data di awal bulan Januari 2025 menunjukkan kasus PMK di Kabupaten Pasuruan terus naik. Yang mulanya hanya 99 kasus, kini meningkat menjadi 134 kasus. Tak hanya itu, data yang diserahkan oleh Disnakkeswan ke Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan menunjukkan adanya puluhan ternak yang meninggal dunia.
“Kasus ini meningkat pada bulan Januari 2025. Data tercatat sekitar 134 kasus, dan 16 ekor meninggal dunia. Jadi kami harap, dengan meningkatnya kasus ini, Dinas Peternakan melakukan aksi langsung ke lapangan,” jelas Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Agus Setyo Wardhana, Senin (6/1/2025).

Wardhana juga mengatakan bahwa dalam satu minggu ke depan, Disnakkeswan akan menggelontorkan obat-obatan dan vitamin. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi adanya kenaikan kasus yang lebih banyak lagi.
Tak hanya itu, pihaknya juga menyarankan adanya pembatasan keluar-masuk ternak, mulai dari luar daerah hingga tingkat kecamatan. Ternak yang terjangkit dilakukan isolasi terlebih dahulu sebelum pengiriman ke luar daerah.
“Selain itu, Disnakkeswan juga harus melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya para peternak. Mengingat, setelah ini akan berlangsung bulan Ramadan dan harus dipastikan tidak ada gangguan terhadap ketahanan pangan,” imbuhnya.
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Pasuruan, Misto Leo Faisol, menambahkan bahwa dirinya menerima banyak laporan dari peternak di wilayah Nguling dan sekitarnya. Mereka melaporkan ternak mereka meninggal dunia, ada juga yang tidak bisa berdiri karena kakinya terserang penyakit.
“Kasus PMK ini mulai terasa pada bulan Desember 2024, dan kasusnya terus meningkat hingga mencapai ratusan. Kami berharap ada penanganan nyata dari Pemkab berupa penyemprotan dan pemberian obat,” ujar Faisol.
Politisi dari Partai Gelora ini juga meminta kepada petugas kesehatan hewan dari pemerintah untuk segera turun tangan mendatangi para pemilik ternak yang terserang penyakit PMK. Dirinya berjanji akan membantu petugas untuk berkomunikasi dengan para peternak apabila mengalami kendala di lapangan.
“Kami siap menerjunkan tim yang akan membantu petugas keswan di lapangan mendatangi peternak. Untuk operasionalnya, kami tidak meminta Pemkab. Biar kami yang menanggung biaya ini demi rakyat,” beber pria yang akrab dipanggil Bang Leo ini.
(Abi/Wj)