MALANG (dialogmasa.com) – Program Studi Hubungan Internasional Universitas Brawijaya (UB) menggelar kuliah tamu bertajuk “True Promise Operation: Kebijakan Luar Negeri Iran” melalui Zoom Meeting, Senin (25/11).
Acara ini menghadirkan dua narasumber, yakni Dina Sulaiman, Direktur Pusat Studi Timur Tengah, dan Dr. M. Reza Ebrahimi, Atase Kebudayaan Iran. Diskusi dipandu oleh Abdullah, dosen Hubungan Internasional UB.
Dalam paparannya, Dina Sulaiman menjelaskan bahwa True Promise Operation atau Operasi Janji Sejati merupakan kebijakan luar negeri Iran yang dirancang sebagai respons atas serangan Israel terhadap Jenderal Iran di Kedutaan Besar Iran di Suriah dan kematian Ismail Haniyeh di Teheran.
“Operasi ini bertujuan untuk membalas pelanggaran kedaulatan Iran berdasarkan Pasal 51 Piagam PBB yang menjamin hak negara untuk mempertahankan diri secara sah dan proporsional,” ujar Dina.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa operasi tersebut juga bertujuan strategis untuk melemahkan kekuatan Israel sebagai langkah mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. “Resolusi PBB seperti Resolusi 194 dan 37/43 memberikan dasar hukum internasional yang memperkuat legitimasi operasi ini,” jelas Dina, meskipun diakuinya eskalasi konflik di Gaza tetap menjadi dampak yang tidak terhindarkan.
Dr. M. Reza Ebrahimi menambahkan bahwa Palestina memiliki tempat khusus di hati masyarakat Islam, khususnya dalam kebijakan luar negeri Iran. “Revolusi Islam Iran didasarkan pada prinsip Al-Qur’an dan komitmen untuk membela umat Islam serta manusia tertindas di seluruh dunia,” ungkapnya. Iran, menurutnya, konsisten berdiri di garis depan mendukung rakyat Palestina dalam merebut kembali tanah mereka yang terjajah.
Moderator Abdullah mengapresiasi kontribusi kedua pembicara dalam memperluas wawasan peserta mengenai kebijakan luar negeri Iran dan perjuangan Palestina. “Semoga diskusi ini memperkaya pemahaman kita tentang posisi Iran terhadap Palestina, sekaligus memberikan harapan bagi terwujudnya perdamaian,” tutupnya.
Kuliah tamu ini difasilitasi oleh Laboratorium Hubungan Internasional UB dan Program Studi Hubungan Internasional UB, serta dihadiri oleh mahasiswa, akademisi, dan pemerhati isu Timur Tengah. (Al/Wd)