Artikel, DIALOGMASA.com –Stres sering dikaitkan dengan pikiran kacau yang berpotensi menuju depresi. Sebenarnya, stres adalah reaksi normal tubuh ketika menghadapi perubahan yang menuntut penyesuaian.
Stres menjadi masalah jika berlangsung lama, tidak dikelola dengan baik, dan berdampak negatif terhadap kesehatan serta aktivitas sehari-hari. Salah satu dampak signifikan dari stres adalah terganggunya pola tidur.
Stres membuat tubuh berada dalam kondisi siaga berlebihan. Hal ini memicu ketidakseimbangan antara keadaan tidur dan terjaga. Sebagian orang memilih perilaku keliru, seperti menunda istirahat hingga pekerjaan selesai.
Mereka mengonsumsi makanan atau minuman yang menjaga tubuh tetap terjaga. Kebiasaan ini menurunkan stamina mental maupun fisik, sehingga memperburuk stres dan kualitas tidur.
Ciri-Ciri Tidur Berkualitas
Dilansir Lombok Medical journal Tahun 2020, tidur merupakan rutinitas manusia yang sama pentingnya dengan makan maupun minum. Sebab, otak akan bekerja lebih cemerlang ketika Anda cukup tidur. Sebab, tidur melibatkan sistem pembersih limbang neurologis pada sistem pusat.
National Sleep Foundation memberikan kriteria untuk tidur yang baik. Pertama, mampu tertidur dalam 15 hingga 20 menit. Kedua, tidur teratur dengan durasi 7 hingga 9 jam setiap 24 jam. Ketiga, tidur berlangsung kontinu tanpa terputus hingga pagi. Keempat, bangun tidur dengan kondisi segar. Kelima, tetap bugar, produktif, dan fokus sepanjang hari.
Selain itu, pasangan atau keluarga tidak melihat perilaku aneh saat tidur. Misalnya, napas terhenti, tidur gelisah, mimpi buruk, atau mengigau.
Dampak Pola Tidur Tidak Sehat
Gangguan tidur yang tidak ditangani dapat menimbulkan masalah serius. Dampaknya mencakup gangguan fungsi kognitif, keterampilan motorik, kestabilan emosi, peningkatan berat badan, hingga turunnya kekebalan tubuh. Tekanan darah juga bisa menjadi tidak stabil.
Kualitas tidur yang baik berarti mampu tidur nyenyak dengan durasi cukup. Keesokan paginya, tubuh terasa bugar dan suasana hati lebih baik. Kebutuhan tidur setiap individu berbeda, tergantung usia serta aktivitas harian. Orang dewasa biasanya memerlukan tidur 7 hingga 9 jam per malam.
Namun, banyak orang mengalami sulit tidur atau sering terbangun di malam hari. Pertanyaannya, bagaimana meningkatkan kualitas tidur agar kesehatan tetap terjaga?
Cara Meningkatkan Kualitas Tidur
Banyak faktor menyebabkan sulit tidur. Stres pekerjaan, penyakit tertentu, hingga konsumsi alkohol atau kopi sebelum tidur dapat memengaruhi. Beberapa kebiasaan dapat diterapkan untuk memperbaiki kualitas tidur. Berikut langkah yang bisa dilakukan:
- Rutin berolahraga
Olahraga meningkatkan suhu inti tubuh. Setelahnya, suhu akan turun dalam 30 hingga 90 menit, memicu rasa kantuk alami. Ritme sirkadian membantu mengatur siklus tidur dan terjaga secara teratur.
- Cermat memilih makanan
Makanan atau minuman berkafein sebaiknya dihindari sebelum tidur. Kafein memblokir reseptor adenosin yang menimbulkan rasa kantuk. Makanan tinggi gula juga dapat meningkatkan kadar gula darah. Hal ini memicu peradangan dan mengganggu keseimbangan bakteri usus yang berpengaruh pada tidur.
- Membentuk kebiasaan tidur rutin
Membaca buku atau mendengarkan musik tenang bisa memicu rasa kantuk. Jadwal tidur yang konsisten membantu ritme sirkadian mengenali waktu istirahat secara alami.
Mendapatkan kualitas tidur yang baik akan membantu otak bekerja lebih optimal. Coba beberapa cara menjaga kualitas tidur yang wajib dicoba. Namun, jika masalah kualitas tidur tak teratasi, segera konsultasi dengan dokter. (DH/WD)