PASURUAN, DIALOGMASA.com — Pemerhati sejarah lokal, Roib Santoso, M.Pd, mengulas sejarah Pasuruan era 1500-1600 dengan menarik dalam bukunya yang berjudul “Pasuruan Dalam Dinamika Sejarah Nusantara Pada Abad XVI, Sebuah Pengantar.”
Buku ini hadir sebagai upaya mengenalkan kembali akar sejarah dan identitas Pasuruan kepada masyarakatnya.
Roib menegaskan bahwa karya ini sangat penting untuk dibaca oleh warga Pasuruan. “Buku ini tentang Pasuruan wajib diketahui oleh masyarakat Pasuruan agar tahu sejarah dan identitasnya,” ujarnya.
Dalam penjelasannya, Roib menyampaikan bahwa memahami masa kini tidak bisa dilepaskan dari pembacaan sejarah. “Masa lalu adalah gambaran masa sekarang. Jika kita ingin tahu masa sekarang maka kita perlu baca masa lalu,” jelasnya.
Buku ini memaparkan perjalanan Pasuruan sedikit sejak masa awal,dan kemudian fokus utama berada pada periode tahun 1500–1600, masa penuh dinamika politik antara kerajaan-kerajaan besar di Jawa.
Salah satu bagian menarik dalam buku ini adalah pembahasan konflik antara Majapahit (Girindrawardhana) dan Demak (Raden Fatah), dua kekuatan besar yang saat itu terlihat dalam perebutan pengaruh dan wilayah.
Roib menyoroti bahwa kedua raja ini sebenarnya memiliki garis kekerabatan, tetapi kondisi politik dan keinginan memperluas kekuasaan membuat mereka berperang.
“Perang itu masalah kekuasaan, pengaruh, hingga wilayah. Kalau kita bicara kekuasaan ya orangnya ya wilayahnya,” tegasnya.
Pasuruan yang secara wilayah berada dalam area kekuasaan Majapahit maka otomatis Pasuruan yang dipimpin oleh raja Menak Supetak secara otomatis ikut berada dalam barisan kekuasaan Majapahit dalam perseteruan melawan Demak.
Buku ini ditulis sebagai sarana memperkenalkan kembali sejarah lokal kepada masyarakat, terutama generasi muda, agar mereka memahami identitas dan akar sosial budayanya.
Masyarakat dapat membeli buku ini secara langsung melalui toko online resmi penulis, Toko Tengger, atau melalui platform penjualan lainnya yang tersedia. (AL/WD)
