PASURUAN (dialogmasa.com) – Kabupaten Pasuruan berhasil mengurangi angka kemiskinan secara signifikan. Keberhasilan ini tidak terlepas dari berbagai upaya bantuan sosial, jaminan perlindungan sosial, dan program pemberdayaan ekonomi yang dilakukan secara intensif.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Pasuruan pada Maret 2024, jumlah penduduk miskin turun menjadi 144,84 ribu jiwa dari 154,09 ribu jiwa pada tahun sebelumnya.
Penjabat (Pj) Bupati Pasuruan, Andriyanto, menyatakan bahwa pencapaian ini berkat berbagai intervensi program pemerintah. Salah satunya adalah bantuan sosial yang berasal dari APBD dan dukungan APBN yang bertujuan untuk meringankan beban masyarakat miskin.
“Termasuk jaminan perlindungan sosial yang berjalan terus menerus,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa hampir seluruh penduduk miskin di Kabupaten Pasuruan telah terdaftar dalam BPJS Kesehatan melalui program Universal Health Coverage (UHC). Ini merupakan indikator penting dalam mengukur angka kemiskinan. Bantuan sosial tidak hanya difokuskan pada masyarakat miskin ekstrem, tetapi juga pada mereka yang masih berada dalam kategori miskin.
“Hal ini penting sebagai langkah antisipasi, karena tanpa bantuan sosial, masyarakat yang kurang mampu rentan jatuh miskin, bahkan yang sudah miskin bisa turun menjadi miskin ekstrem,” lanjutnya.
Meski berhasil menekan angka kemiskinan, Andriyanto mengakui bahwa program bantuan sosial bisa menimbulkan ketergantungan. Oleh karena itu, pemerintah juga menjalankan program pemberdayaan ekonomi untuk mengurangi ketergantungan tersebut.
“Dengan begitu, masyarakat tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan dasar, tetapi juga memiliki kemampuan untuk meningkatkan taraf hidup mereka,” tambahnya.
Program pemberdayaan ekonomi ini dilakukan dengan membuka peluang usaha UMKM, serta memberikan pelatihan, pembinaan, dan pendampingan kewirausahaan. Tujuannya adalah agar masyarakat kurang mampu dapat mencapai kemandirian secara bertahap.
“Kami berharap akan ada perubahan signifikan, sehingga mereka dapat beralih dari kategori miskin menuju kemandirian,” tutupnya. (Ali/WJ)