PASURUAN, DIALOGMASA.com – Pemanfaatan lahan pekarangan rumah di Desa Randupitu, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, menjadi media budidaya tanaman hortikultura seperti cabai rawit, tomat, terong, hingga bunga telang, terbukti membawa dampak positif dan mengantarkan desa ini meraih prestasi membanggakan.
Desa Randupitu berhasil meraih Juara 2 dalam Lomba Pekarangan Pangan Bergizi (P2B) Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Polres Pasuruan. Penghargaan diserahkan pada Selasa (1/7/2025) di Auditorium Mpu Sendok, Kompleks Perkantoran Raci, Bangil.
Lomba ini tidak hanya menilai keasrian atau kehijauan pekarangan, tetapi juga meliputi sejauh mana keterlibatan warga, keragaman jenis tanaman, serta proses pembibitan, pemupukan, dan keberlanjutan hingga panen.

Secara terpisah, Kepala Desa Randupitu, Mochammad Fuad, menyampaikan bahwa capaian tersebut merupakan hasil kolaborasi apik tiga pilar: pemerintah desa, Polri, dan TNI, serta didukung oleh kebiasaan warga yang memang gemar bercocok tanam.
“Desa Randupitu melibatkan seluruh komponen di setiap dusun. Sebenarnya ini sudah jadi kebiasaan warga kami—menanam aneka tanaman seperti cabai, tomat, terong, hingga toga (tanaman obat keluarga). Ada bunga telang, rosela, bahkan singkong,” ungkap Fuad.
Menurutnya, ketika informasi lomba disampaikan, warga tidak perlu memulai dari nol. Mereka hanya perlu mempercantik, menata ulang, dan menjaga kebersihan serta kerapian pekarangan.
“Jadi ketika ada lomba ini, warga kami sudah siap. Tinggal dipoles sedikit bareng Bhabinkamtibmas dan Babinsa,” ujarnya sambil tersenyum.
Semangat warga Randupitu membuktikan bahwa lahan sempit bukanlah halangan. Mereka memanfaatkan setiap jengkal tanah, bahkan sebagian warga telah menerapkan metode kreatif seperti hidroponik dan vertikultur.
“Yang penting ada tanaman sayur, buah, dan obat keluarga. Tidak harus lahan luas, yang penting dimanfaatkan dengan baik. Itu juga jadi poin penilaian,” jelas Fuad.
Pria yang akrab disapa Mas Fuad ini tidak ingin berhenti pada raihan prestasi saja. Ia memiliki visi menjadikan pekarangan sebagai pusat edukasi dan ketahanan pangan berkelanjutan. Salah satunya melalui program edukasi pengelolaan sampah yang dijalankan di KSM Pempes.
“Program kami ke depan adalah satu dusun satu pekarangan, isinya aneka tanaman dan peternakan. Jadi selain untuk konsumsi sendiri, juga bisa bernilai ekonomi,” pungkasnya. (Abi/Wj)