Setahun Kesyahidan Sayyid Hasan Nasrullah, Inspirasi Melawan Kebodohan dan Kemiskinan

gayuh
3 Min Read

Setahun Kesyahidan Sayyid Hasan Nasrullah, Inspirasi Melawan Kebodohan dan Kemiskinan

gayuh
3 Min Read

SUDUT PANDANG, DIALOGMASA.com – Sudah setahun Sayyid Hasan Nasrullah berpulang sebagai syahid. Namun setiap kali saya merenungkan ketokohannya, saya merasa seakan beliau masih hidup di tengah kita. Suaranya yang tegas, sikapnya yang konsisten, dan keberaniannya menghadapi tirani global masih menjadi sumber kekuatan moral bagi siapa pun yang mau belajar darinya.

Saya menyebutnya “Sekolah Nashrullah.” Tentu bukan sekolah dalam arti gedung dan ruang kelas, melainkan proses pembelajaran dari teladan seorang pemimpin. Dari beliau, saya belajar bahwa konsistensi dalam perlawanan lahir dari tiga hal pokok: iman, ilmu, dan keberanian untuk melawan.

Tanpa iman yang kokoh, perlawanan akan rapuh. Tanpa ilmu yang bermanfaat, perlawanan akan kehilangan arah. Dan tanpa keberanian, semua niat baik hanya akan berakhir sebagai wacana tanpa aksi. Nasrullah telah membuktikan bahwa tiga hal inilah yang membuat Israel gentar menghadapi dirinya hingga akhir hayat.

Namun perlawanan bukan hanya soal senjata dan medan perang. Saya percaya, perlawanan paling relevan untuk kita hari ini adalah melawan kebodohan dan kemiskinan. Kebodohan membuat manusia mudah diperdaya, sementara kemiskinan membuat mereka tak berdaya. Dua hal inilah yang sering menjadi pintu masuk bagi berbagai bentuk penindasan.

Tingkatkan kepedulian kita untuk menuntut ilmu yang akan memberikan kemanfaatan kepada masyarakat yang tersebar di berbagai bidang. Tunjukkan perlawanan terhadap keburukan, perlawanan terhadap kebodohan, dan perlawanan terhadap kemiskinan dengan meneladani Imam Husain a.s. dan para Ahlulbait Rasulullah lainnya.

Di sinilah saya melihat relevansi ajaran Ahlulbait, khususnya Imam Husain a.s., yang menekankan pentingnya keberanian moral. Melawan keburukan, melawan ketidakadilan, meskipun harus berhadapan dengan arus besar yang menentang. Imam Husain mengajarkan bahwa kehormatan sejati ada pada keberanian menolak tunduk kepada tirani.

Maka saya ingin mengajak siapa pun yang membaca catatan ini: mari kita mulai perlawanan itu dari diri kita sendiri. Belajar dengan sungguh-sungguh agar ilmu kita bermanfaat, jauh dari kemiskinan karena kemiskinan melahirkan keputusasaan, dan menjaga iman agar hidup ini tidak kehilangan arah.

Sayyid Hasan Nasrullah telah menutup hidupnya dengan kesyahidan. Kita mungkin tidak diminta menempuh jalan yang sama. Tetapi kita bisa meneladani semangatnya—melawan kebodohan, melawan kemiskinan, dan melawan segala bentuk tirani yang menghalangi martabat manusia.

Oleh: Abdullah, Akademisi Hubungan Internasional Universitas Brawijaya

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×