Sinopsis Film ‘Turang” Karya Sutradara Lekra

Diary Warda
3 Min Read

Sinopsis Film ‘Turang” Karya Sutradara Lekra

Diary Warda
3 Min Read

MALANG (dialogmasa.com) – Komunitas Raja Bioskop Malang mengadakan nonton bareng film “Turang” di amphitheater 2, Gedung Malang Creative Center di Blimbing, pada Selasa (29/4).

Kegiatan nobar (nonton bareng) ini dimulai sekitar pukul 18.30 WIB dan diikuti kurang lebih tiga puluh orang yang berasal dari berbagai latar belakang.

Sebelum pemutaran, di hadapan penonton, penyelenggara memaparkan sedikit tentang sejarah film beserta film-film masa lampau yang pernah diproduksi dari berbagai negara. Selain itu,s esuai dengan keterangan di flyer nobar, pemutaran “Turang” bertujuan untuk memperingati solidaritas internasionalisme Asia-Afrika yang diinisiasi Sinema of New Emerging Forces. Selain itu, film ini juga sempat hilang selama masa Orde Baru lalu ditemukan di Moskow.

“Turang” sendiri merupakan karya sutradara Bachtiar Siagian yang tergabung dalam Lekra. Film yang diproduksi tahun 1957 mengambil latar perjuangan di masa Agresi Militer Belanda di Tanah Karo. Masih menurut penyelenggara, film ini tidak menggunakan pemain film profesional serta mendapat penghargaan film terbaik di ajang Pekan Apresiasi Film Indonesia (cikal bakal Festival Film Indonesia) pada tahun 1960.

Film “Turang” sendiri dibuka dengan tokoh bernama Rusli yang berada di pasar. Ia kemudian melakukan perjalanan menaiki pedati bersama sesama anggota milisi, Kembaren. Nahas, di tengah jalan keduanya bertemu dengan militer Belanda yang sedang melakukan patroli. Kembaren tewas ditembak sementara Rusli berhasil menyelamatkan diri meski tertembak usai serdadu Belanda menemukan amunisi yang disembunyikan bersama barang-barang lainnya.

Rusli berhasil ditemukan para pejuang lainnya lalu dibawa ke perkampungan penduduk. Oleh Tuah, salah seorang pejuang, Rusli dititipkan kepada Tipi, adiknya. Serdadu Belanda kemudian melakukan pencarian terhadap pejuang di perkampungan tersebut. Rusli hampir saja tertangkap, andai saja tidak muncul seekor tikus dibalik tumpukan padi yang diletakkan di atas tubuh Rusli.

Tipi yang merasa sedih akan ditinggalkan Rusli mendendangkan lagu “Turang”. Sementara itu, ayah Tipi sekaligus pemimpin permukiman ditangkap serdadu Belanda usai ketahuan bertemu secara diam-diam dengan anggota milisi di pasar sesudah melakukan permintaan Rusli. Ayah Tipi disiksa agar mau buka mulut.

Sementara itu, penduduk permukiman menyambut dengan suka cita kedatangan para pejuang yang datang. Tipi yang mengkhawatirkan ayahnya menangis tersedu-sedu usai mendapat kabar dari Tuah bahwa sang ayah tertangkap. (DS/WD)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×