BLITAR, DIALOGMASA.com – Sebagai bentuk nyata dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam aspek pengabdian kepada masyarakat, tim dosen dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya melaksanakan kegiatan pemberdayaan masyarakat bertajuk “Peningkatan Kapasitas UMKM Melalui Pengenalan Kewirausahaan dan Digital Marketing” di Balai Desa Tawangrejo, Kecamatan Binangun, Kabupaten Blitar, pada hari Jum’at, 11 Juli 2025.
Kegiatan pengabdian ini dipimpin oleh Dr. Ahmad Imron Rozuli, SE., M.Si. sebagai ketua tim, dengan anggota tim yang terdiri dari Nyimas Nadya Izana, S.K.Pm., M.Si. Kegiatan ini menyasar warga Desa Tawangrejo yang aktif menjalankan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dengan tujuan utama memberikan bekal pengetahuan praktis mengenai kewirausahaan dan strategi pemasaran digital yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lokal.
Dalam sambutannya, Dr. Ahmad Imron Rozuli menyampaikan bahwa pengabdian ini merupakan bagian dari komitmen FISIP Universitas Brawijaya untuk menjembatani ilmu pengetahuan dengan praktik di lapangan. Ia menekankan pentingnya sinergi antara dunia akademik dan pelaku UMKM sebagai tulang punggung perekonomian desa.
“UMKM memiliki peran vital dalam menjaga kestabilan ekonomi, terutama di wilayah pedesaan. Namun, seringkali mereka menghadapi keterbatasan dalam hal akses informasi dan keterampilan manajerial. Melalui program ini, kami berusaha menghadirkan solusi konkret untuk memperkuat kapasitas mereka, khususnya dalam aspek kewirausahaan dan digital marketing,” ungkap Dr. Imron.
Sesi pertama dalam kegiatan ini diisi oleh Lolita Puspa Siwi, S.Pd., M.Si., yang menyampaikan materi seputar dasar-dasar kewirausahaan. Dalam pemaparannya, ia mengajak peserta untuk memahami pentingnya pola pikir (mindset) wirausaha yang kreatif, inovatif, dan adaptif terhadap perubahan.
“Kewirausahaan bukan hanya soal jualan, tapi bagaimana kita menciptakan nilai tambah dari sesuatu yang sederhana. Banyak potensi lokal yang bisa dikembangkan menjadi produk bernilai ekonomi tinggi, asal kita mau belajar dan berinovasi,” terang Lolita dengan penuh semangat.
Ia juga membagikan berbagai kisah sukses UMKM yang berhasil bangkit dari keterbatasan, serta memberikan panduan praktis dalam menyusun rencana usaha, manajemen keuangan sederhana, dan strategi menghadapi tantangan pasar.
Sesi kedua dilanjutkan oleh Luly Prastuti, S.S., M.Hum., yang fokus pada pemanfaatan teknologi digital sebagai sarana pemasaran. Dalam era digital seperti saat ini, pelaku UMKM dituntut untuk mampu memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya guna memperluas jangkauan pasar.

Gambar 2 Materi Digital Marketing
“Dengan menggunakan alat sederhana seperti smartphone, pelaku UMKM bisa menjangkau konsumen di luar desa, bahkan luar kota. Kunci utamanya adalah konsistensi dalam membangun citra produk dan komunikasi dengan konsumen,” jelas Luly.
Ia memberikan pelatihan praktis mengenai cara membuat konten promosi yang menarik, mengelola akun media sosial, hingga strategi menggunakan marketplace seperti Tokopedia, Shopee, dan WhatsApp Business. Peserta juga diajak untuk mempraktikkan langsung pembuatan foto produk, penulisan deskripsi yang menarik, serta simulasi transaksi online.
Kegiatan yang berlangsung sejak pagi hingga siang hari ini mendapatkan respons yang sangat positif dari para peserta. Salah satu peserta, Ibu Sulastri, yang menjalankan usaha olahan ikan, mengaku mendapatkan banyak wawasan baru dari kegiatan ini.
“Biasanya saya cuma jualan di pasar desa. Sekarang saya jadi tahu bagaimana caranya supaya produk saya bisa dikenal lebih luas lewat internet. Saya juga jadi semangat untuk memperbaiki kemasan dan promosi,” tutur Sulastri.
Perwakilan Pemerintah Desa Tawangrejo, Bapak Anwar Nuris, dalam sambutannya mengapresiasi inisiatif dari FISIP Universitas Brawijaya. Ia berharap kegiatan serupa bisa terus dilakukan secara berkelanjutan, agar para pelaku usaha desa dapat terus berkembang dan meningkatkan daya saing produk lokal.
“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran tim dari UB. Ini menjadi suntikan semangat bagi warga kami untuk tidak hanya bertahan, tapi juga maju bersama teknologi,” ujarnya.
Di akhir kegiatan, Nyimas Nadya Izana, S.K.Pm., M.Si., menyampaikan bahwa pelatihan ini bukan akhir dari proses, melainkan awal dari sebuah kerja kolaboratif jangka panjang. Ia mengungkapkan rencana untuk melakukan pendampingan lanjutan, baik secara daring maupun kunjungan berkala, guna memastikan materi yang telah diberikan dapat diimplementasikan dengan baik.
“Kami ingin membangun ekosistem UMKM yang mandiri dan berkelanjutan. Setelah pelatihan ini, kami membuka ruang komunikasi dan pendampingan agar warga tidak merasa berjalan sendiri,” jelas Nyimas.
Melalui kegiatan ini, FISIP Universitas Brawijaya tidak hanya mentransfer pengetahuan, tetapi juga menginspirasi dan membangkitkan semangat wirausaha masyarakat desa. Ini merupakan langkah kecil namun berarti dalam upaya mendorong kemandirian ekonomi lokal di tengah tantangan zaman yang semakin dinamis. (AdV)

