Karangan Bunga Bukan Hal Baru, Sudah Ada Sejak Ratusan Tahun Lalu

gayuh
4 Min Read

Karangan Bunga Bukan Hal Baru, Sudah Ada Sejak Ratusan Tahun Lalu

gayuh
4 Min Read

ARTIKEL, DIALOGMASA.com – Karangan bunga jadi tren modern yang familiar bagi kalangan pejabat dan pengusaha. Banyak dari mereka yang menggunakan jasa florist dalam pembuatan karangan bunga sebagai simbolisasi ekspresi dalam berbagai peristiwa.

Sebenarnya, karangan bunga bukan sesuatu yang baru. Mengutip dari Doctoral Dissertation, UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu (2023), tren karangan bunga ini sudah jadi tradisi sejak zaman Kerajaan Hindu dan Budha.

Dulu, pemberian karangan bunga dilakukan sebagai simbol penghormatan dalam acara adat atau keagamaan. Peruntukkan karangan bunga jaman dulu, meliputi penghormatan hari kelahiran raja, perkawinan raja, dan kematian raja atau keluarga bangsawan.

Seiring berjalannya waktu, karangan bunga mulai mengalami perubahan fungsi. Saat ini, karangan bunga tidak hanya jadi alat seremonial adat dan agama saja, melainkan jadi alat formal yang sering dijumpai dalam peresmian kantor, pernikahan, hingga ucapan belasungkawa kalangan elit.

Sedangkan, berdasarkan sejarah Eropa, karangan bunga identik dengan makna religius dan berisi tulisan mitologi Yunani. Pernyataan ini sejalan dengan tulisan akun @מוניקה di Quora (2024).

“Karena sejarahnya memang seperti itu. Asia, Amerika, Eropa, Afrika, dan belahan dunia manapun bunga selalu dilibatkan dalam kehidupan mereka. Apalagi di Jepang tahun 1445 ada namanya seni merangkai bunga (Ikebana), sampai sekarang masih dilestarikan,” tulis akun @מוניקה.

Di Romawi, karangan bunga sebagai simbol kehormatan. Karangan bunga diberikan kepada penyair, pejabat publik, dan pejuang yang kembali dari medan perang. Karangan bunga di Romawi akan dijahit ke pita linen hingga membentuk tasbih dan diikat ke kepala.

Di Amerika, karangan bunga populer pada abad ke-XVIII sebagai simbol kegembiraan dan digunakan oleh para biarawati di kepala mereka. Sedangkan, di Yunani Kuno karangan bunga biasanya digantung di daun pintu sebagai tanda kasih sayang (Widodo: 2023).

Melihat sejarah karangan bunga zaman dulu, sebenarnya fungsinya berbeda-beda dan tidak paten. Di Indonesia, karangan bunga masih banyak dipesan oleh kalangan elit sebagai simbol apresiasi dan penghormatan.

Retno Wuryani, penulis di Quora (2024), sekaligus orang yang bekerja di salah satu startup bunga dan gift online memberikan pandangannya. Menurutnya, ada 3 poin yang mendasari tren karangan bunga di Indonesia.

  1. Hadiah Non Gratifikasi di Lingkungan Pemerintah

Memberi hadiah ke pejabat atau lingkungan pemerintah harus hari-hati agar tidak terjerat gratifikasi. Menurut Pasal 12B UU No. 20 Tahun 2001, karangan bunga sebagai ucapan yang diberikan dalam acara seperti pernikahan, dan lainnya masuk dalam kategori Negative List. Negative List adalah gratifikasi yang tidak wajib dilaporkan.

  1. Mengandung Nilai Seni dan Kearifan Lokal

Mempertahankan budaya karangan bunga sama halnya menjaga kearifan lokal dan nilai seni. Karangan bunga yang disusun dalam bentuk papan punya corak berbeda setiap daerah. Perbedaan ini menjadi keunikan budaya dan teknik dalam merangkainya. Tak heran jika satu papan karangan bunga dijual dengan harga yang mahal.

  1. Karangan Bunga Mewakili Budaya Gifting di Indonesia

Di Indonesia, bunga jadi representasi budaya gifting bagi kalangan tertentu. Pemberian bunga sebagai bentuk penghargaan dan empati yang tidak selalu dinilai dengan uang. Dari sisi penerima, bunga jadi simbol perhatian yang tulus. (Ida F)

Leave a Comment
error: Content is protected !!
×

 

Hallo Saya Admin Dialogmasa !

Jika Ada Saran, Kritikan maupun Keluhan yuk jangan Sungkan Untuk Chat Kami Lewat Pesan Pengaduan Dibawah ini Ya 

×