PASURUAN, DIALOGMASA.com – Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pasuruan melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap layanan angkutan umum di wilayah Bangil, Selasa (5/8/25).
Hasilnya menunjukkan adanya penurunan signifikan dalam jumlah armada yang beroperasi dan sepinya jumlah penumpang.
Bangil sebagai ibu kota Kabupaten Pasuruan dinilai membutuhkan penataan di sektor transportasi, terutama pada layanan angkutan umum pedesaan dan perkotaan.
Saat ini, moda transportasi di Bangil dilayani oleh bus antarkota dalam provinsi (AKDP), angkutan pedesaan, serta kereta api. Namun, belum semua warga dapat terlayani secara optimal oleh moda angkutan tersebut.

“Awalnya ada 17 kendaraan yang terdaftar melayani angkutan pedesaan dan perkotaan. Sekarang tinggal 8 kendaraan saja, dan yang aktif beroperasi setiap hari hanya 3 sampai 4 unit,” kata Kepala Bidang Angkutan Dishub Kabupaten Pasuruan, Bapak Susetyo Dimas, saat ditemui di area Bangil, Selasa (5/8).
Ia menjelaskan, merosotnya jumlah kendaraan yang beroperasi disebabkan rendahnya jumlah penumpang pasca pandemi COVID-19. “Saat pandemi, orang duduknya berjauhan dan banyak yang beralih ke kendaraan pribadi atau bentor. Sampai sekarang belum kembali seperti semula,” jelasnya.
Melalui monev ini, Dishub ingin mengukur tingkat pelayanan angkutan umum dari berbagai aspek, seperti ketersediaan kendaraan, ketepatan waktu, hingga kewajaran tarif yang diberlakukan. Dishub berkomitmen untuk mencari solusi bersama agar layanan transportasi umum di Bangil dapat kembali menjadi pilihan masyarakat. (AL/WD)